Minggu, 21 April 2013

Tradisi Islami

Pedoman Keluarga Islami, berminat hub 085735444053

TRADISI ISLAMI, Panduan Prosesi Kelahiran-Perkawinan-Kematian. M. Afnan Hafidh & A. Ma’ruf Asrori, 14,5 x 21 cm. 260 hlm. @ Rp. 37.000,-

Agar tradisi dalam prosesi Kelahiran, Perkawinan, dan Kematian terisi dengan nilai-nilai ibadah, dengan buku ini diharapkan sebagai salah satu pelengkap sebagai nilai plus yang bersifat prinsip, yang didasari beberapa dalil dari al-Qur’an, al-Hadits, dan beberapa doa yang lanyak dipanjatkan.

Selasa, 16 April 2013

Nahdlatul Ulama: Dinamika Ideologi dan Politik Kenegaraan

Judul Buku : Nahdlatul Ulama: Dinamika Ideologi dan Politik Kenegaraan
Editor : Khamami Zada, A. Fawaid Sjadzili
Penerbit : Kompas, Jakarta
Cetakan : I, Maret 2010
Tebal : xii + 260 Halaman
Peresensi : Abdul Halim Fathani*

NU, merupakan Organisasi massa terbesar -saat ini- di Indonesia, bahkan di dunia. NU, baru saja menggelar Muktamar ke-32 yang berlangsung di Asrama Haji Sudiang Makasar Sulawesi Selatan 22-27 Maret 2010 yang lalu. Banyak persoalan penting yang dibahas dalam muktamar tersebut, seperti meneguhkan kembali jati diri NU melalui pemantapan makna “kembali ke khittah”, pembentukan Pengurus Anak Ranting (PAR), peneguhan identitas Ahlussunah Waljamaah, selain agenda penting –pemilihan rais am dan ketua umum. Di luar itu, juga banyak digelar acara pendukung, seperti seminar, bedah buku, bursa buku, dan sebagainya.

Melalui muktamar inilah, NU berupaya melakukan refleksi dan evaluasi-kritis atas peran dan kontribusi NU dalam konteks sosial-kemasyarakatan, dalam berbangsa dan bernegara. Hal ini telah menunjukkan bahwa NU benar-benar eksis, baik secara kultural-struktural, maupun jamaah-jam’iyyah. Dengan kata lain, ini menjadi modal awal mengantarkan NU untuk selalu berada di garda terdepan dalam rangka mengawal dinamika perubahan yang terus terjadi dalam koridor ahlussunah waljamaah.

Sebagaimana yang disampaikan Mbah Sahal Mahfudh dalam khutbah iftitah di Muktamar ke-32. Bahwa, berdirinya NU, sesuai dengan namanya, adalah momentum kebangkitan para ulama yang seiring dan menyertai kebangkitan seluruh bangsa Indonesia dalam tekad perjuangan untuk mencapai cita-cita kemanusiaannya, yaitu kemerdekaan sejati dan keluhuran martabat lahir dan batin. Sejarah pun mencatat sumbangsih NU yang menjadikannya tak terpisahkan dari NKRI, alam jati diri, jiwa, dan cita-cita. Selanjutnya, Mbah Sahal juga menuturkan, NU menyadari bahwa, dewasa ini dinamika dunia internasional telah menempatkan Islam dalam posisi kritis, dengan maraknya paham keagamaan yang cenderung ekstrem, fundamentakistik, formalistik, dan tidak toleran. Menanggapi fenomena ini, NU bertekad untuk mengambil bagian dalam upaya mengatasi masalah kemanusiaan. NU siap mengambil peran aktif, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Sementara, Presiden SBY mengatakan, sebagai organisasi, NU memiliki nilai dasar dan prinsip jati diri yang kukuh, yang mencerminkan setidaknya dua hal. Pertama, sebagai organisasi keumatan yang menganut jalan tengah yang lurus yang dikenal sebagai jalan moderat, yang menolak jalan ekstremitas dan jalan kekerasan. Jalan itu justru menghormati kemerdekaan dan kemajuan, yang menjalin ukhuwah Islamiyah (persatuan Islam) dan ukhuwah wathaniyah (persatuan bangsa) yang menjadikan Islam sebagai rahmat bagi semua alam (rahmatan lil alamin). Kedua, NU adalah organisasi yang terus membangun kemitraan dengan pemerintah untuk menyukseskan program kesejahteraan rakyat, seperti ekonomi kerakyatan; pendidikan, baik pesantren maupun umum; kesehatan masyarakat; gerakan melawan kejahatan, seperti narkoba dan korupsi; dan pemeliharaan lingkungan. (Kompas, 24/3/10)

Buku ini merupakan kumpulan pikiran-pikiran cerdas kaum muda NU, yang mencoba untuk melakukan refleksi dinamika perubahan yang selalu dan terus terjadi dalam perspektif NU dalam rangka mewujudkan kesatuan bangsa yang beradab dan bermoral. Buku yang berisi pelbagai opini yang telah di muat di Kompas dalam kurun waktu 2004-2009 ini dapat menggambarkan betapa gigihnya perjuangan NU dalam rangka membangun keutuhan NKRI. Ternyata, NU sebagai organisasi umat terbesar, telah menjadi bagian penting dari kekuatan masyarakat beradab untuk berkontribusi dalam membangun keadaban bangsa. NU Berhasil membangun keadaban bangsa yang didasarkan pada semangat kebersamaan lintas agama dan keyakinan, begitulah kata Zada-editor buku ini. Kiranya, tekad bulat NU –seperti ini- patut diapresiasi dan terus didukung oleh umat kebanyakan.

Tantangan bagi NU adalah, bagaimana NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia mampu (sekaligus) mau menampilkan karakter Islam ala Indonesia, seperti yang telah dipraktikan oleh para pendiri, sebut saja Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dan K.H. A. Wahab Hasbullah. Cara berpikir NU untuk mempertahankan tradisi tak lain adalah menjaga warisan leluhur yang telah mengembangkan Islam sambil terus melakukan perubahan yang lebih baik (hlm. 131).

Sejak kelahirannya, Nahdlatul Ulama menjadi pelopor dalam membangun peradaban yang berbasis keislaman sekaligus keindonesiaan. NU senantiasa menjunjung tinggi keberagaman dan toleransi beragama. Dengan prinsip dasar dan jati diri itu, NU terus meningkatkan pengabdian dan perannya dalam membangun bangsa ini. Semua yang dilakukan NU pada masa lalu masih tetap relevan dan tetap diperlukan pada masa sekarang ataupun masa depan. Sebagai organisasi Islam yang berpengaruh, kehadiran NU di Tanah Air bukan saja memberikan pencerahan dan pencerdasan umat, melainkan melampaui perbedaan agama. Masyarakat dibimbing ke dalam kehidupan bermoral, berakhlak, berbudi, dan bermartabat sebab Islam membawa nilai-nilai universal serta menembus batas-batas negara dan peradaban. (Kompas, 24/3/10)

NU kini berada pada suatu zaman yang memerlukan penyikapan matang dan bijaksana. NU berada pada arus perubahan dan informasi yang cepat. Sudah seharusnya warga NU tetap menjaga komitmen untuk memegang kaidah “Almuhaafadhatu ‘alal qadiimish shaalih wal akhdzu bil jadiidil ashlah”.

* Alumnus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Saat ini aktif di Pusat Pengembangan Sumber Manusia “Fathoni Institute”

Minggu, 14 April 2013

BIOGRAFI 7 RAIS AM PBNU

BIOGRAFI 7 RAIS AM PBNU, 
M. Solahudin, 
Nous Pustaka Utama, 12,5 x 18,5 cm. 208 hlm. 
@ Rp. 30.000,-

Dalam perjalanan sejarahnya, Nahdlatul Ulama telah memiliki 7 orang Rais Am. Rais Am adalah sebutan untuk pimpinan tertinggi organisasi kalangan pesantren ini.

Jika ada orang yang mengatakan bahwa NU adalah pesantren besar atau pesantren adalah NU kecil, maka Rais Am PBNU identik dengan kiai (pimpinan tertinggi di pesantren) dan Ketua Umum PBNU sejajar dengan ketua pondok yang dulu dikenal dengan lurah pondok.

Masyarakat luas lebih mengenal siapa yang menjadi Ketua Umum PBNU, dengan melupakan Rais Am yang ada di belakangnya, padahal, jajaran tanfidziyah –di mana Ketua Umum PBNU di dalamnya- hanya pelaksana dari program-program NU. Para Kiai yang duduk di syuriyah – di mana Rais Am di dalamnya- adalah sebenarnya ‘pemilik ‘ NU. Tujuh Rais Am PBNU itu adalah Hadratusy Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang (dikenal sebagai Rais Akbar), KH. A. Wahab Hasbullah Tambakberas Jombang, KH. Bisri Syansuri Denanyar Jombang, KH. Ali Ma’shum Krapyak Yogyakarta, KH. Achmad Siddiq Jember, KH. Moh. Ilyas Ruhiyat Cipasung Tasikmalaya, dan Dr. KH. MA. Sahal Mahfudh Kajen Pati
 
Silahkan yang berminat, hub: 085735444053

Senin, 08 April 2013

FIKIH KITA DI MASYARAKAT

"Buku ini telah menyulap kerumitan kitab-kitab gundul menjadi ramuan konsep yang mudah di amalkan;teoritis sekaligus praktis.buku dengan konsep teori dan praktek ini sangat di butuh kan masyarakat."
 
Judul buku :fikih kita di masyarakat
penulis : tim penulis buku taklimiyah,ponpes sidogiri
editor : ahmad dairobi dan Moh Achyat ahmad
tebal : 139 hal
ukuran : 14*21,5 cm

BAHAYA ALIRAN KEBATINAN

"Pergeseran paradigma dan kecenderungan pola pikir masyarakat,tampaknya,tak melulu berbanding lurus dengan sketsa umum dunia era digital yang serba rasionalis+tis.Tanpa di sadari,ideologi aliran kebatinan yang konyol dan tak masuk akal justru mengalir cepat,lebih cepat dari yang kita bayang kan".

Judul buku : bahaya aliran kebatinan
penulis : Asadudin dkk.
Editor : Moh achyat Ahmad
tebal : 197 hal
Ukuran : 20.5*14.5 cm
harga : 35000
Cp ninestore 088999000258

Kamis, 04 April 2013

PENDIDIKAN KARAKTER: Implementasi Aswaja sebagai Nilai Pendidikan Karakter

Cocok untuk yang berhubungan dengan pendidikan, terutama disekolah.
Yang berminat, monggo hub: 085735444053

PENDIDIKAN KARAKTER. Implementasi Aswaja sebagai Nilai Pendidikan Karakter, M. Mahbubi, Pustaka Ilmu, 12,5 x 18 cm., 186 hlm. @ Rp. 40.000,-

Penulis : M. Mahbubi

DAFTAR ISI

BAGIAN I

PENDAHULUAN

A. Latar dan Lingkup Kajian 1

B. Teori dan Metodologi 4

BAGIAN II

ASWAJA DAN PENDIDIKAN KARAKTER 12

A. Konsep Aswaja 12

1. Aswaja Versi NU15

2. Karakteristik Aswaja Versi NU17

3. Tradisi Aswaja NU 21

4. Pembelajaran Aswaja Di Sekolah NU22

B. Konsep Pendidikan Karakter26

1. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter31

2. Bentuk-Bentuk Pendidikan Karakter34

3. Metode Pendidikan Karakter35

4. Landasan Pendidikan Karakter37

a. Landasan Filosofis 37

b. Landasan Hukum 40

c. Landasan Relgius 41

C. Sejarah Pendidikan Karakter43

1. Pendidikan Karakter Masa Klasik43

2. Pendidikan Karakter Masa Nabi Saw44

3. Pendidikan Karakter Abad 18 Hingga Kontemporer46

4. Pendidikan Karakter di Indonesia48

BAGIAN III

SELAYANG PANDANG SMP KHADIJAH SURABAYA50

A. Sejarah Ringkas Yayasan Khadijah50

B. Visi dan Misi SMP Khadijah Surabaya 53

C. Struktur Organisasi, Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP Khadijah

Surabaya 55

D. Jadwal KBM SMP Khadijah Surabaya 58

E. Sarana Dan Prasarana SMP Khadijah Surabaya59

F. Program Pendidikan SMP Khadijah Surabaya67

G. Kurikulum SMP Khadijah Surabaya67

H. Kondisi Siswa SMP Khadijah Surabaya70

I. Karakteristik SMP Khadijah Surabaya 73

BAGIAN IV

IMPLEMENTASI ASWAJA 75

A. Implementasi Pendidikan Karakter di SMP Khadijah Surabaya 75

1. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Karakter 75

2. Proses Implementasi Pendidikan Karakter di SMP Khadijah78

a. Perencanaan Pembelajaran 79

1). Silabus 79

2). Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 80

3). Bahan/ Buku Ajar81

b. Pelaksanaan Pembelajaran84

1). Pendahuluan84

2). Inti85

3). Penutup88

3. Desain Implementasi Pendidikan Karakter SMP Khadijah Surabaya 90

1). Pendidikan Karakter Berbasis Kelas90

2). Pendidikan Karakter Berbasis Sekolah 91

3). Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga 92

4. Penilaian Pendidikan Karakter di SMP Khadijah Surabaya93

5. Evaluasi dan Monitoring di SMP Khadijah Surabaya96

B. Pengaruh Pembelajaran Aswaja Terhadap Karakter Murid SMP Khadijah

Surabaya 98

1. Kondisi Karakter Murid SMP Khadijah Surabaya98

2. Factor-faktor Pembentuk Karakter Murid SMP Khadijah Surabaya 101

3. Pembelajaran Aswaja dan Pesantren Kota di Lingkungan SMP Khadijah

Surabaya 103

BAB V : PENUTUP 109

A. Kesimpulan109

B. Saran-Saran 109

Rabu, 03 April 2013

ANCAMAN - Liberalisme, Salafi-Wahhaby, Sekulerisme

Insaya'allah akan cetak kembali buku terbitan TB. Al-ALANWAR 1
Judul Buku: ANCAMAN LIBERALISME, SALAFI-WAHHABY, SEKULERISME
Penulis: H. MUHAMMAD NAJIH
Tebal: XX +384.
Harga: Menyusul

MEMBONGKAR PENYIMPANGAN HTI, JT, MTA, LDII dan MA'HAD AL-ZAYTUN

Judul Buku: MEMBONGKAR PENYIMPANGAN HTI, JT, MTA, LDII dan MA'HAD AL-ZAYTUN
Oleh: H. Muhammad Najih Maimoen
Cover: Soft Cover
Jenis Kertas: HVS 70 Gram
Penerbit: TB. Al-Anwar 1
Tebal: 1 - 116 Hal
Harga: Rp. 10.000
pemesanan: (0356)412097/085326524111/085740896777

Kesatuan aqidah dan persatuan umat Islam adalah kunci utama untuk menghadapi apapun. Ibarat lidi, kalau hanya sebatang dia mudah di patahkan dan tidak bisa menyapu, tetapi kalau dia bersatu dengan lidi yang lain, dia menjadi kuat dan bisa menyapu.Begitulah musuh-musuh umat Islam dengan menjadikan umat islam terkotak-kotak dalam berbagai aliran dan pemikiran sesat