Minggu, 31 Maret 2013

KANG SANTRI

KANG SANTRI, Menyingkap Problematika Umat, Lirboyo Press, Terdiri dua jilid, Kertas HVS. 16 x 24 cm. Buku Satu: 344 hlm. Buku Dua: 410 hlm. Rp. 120.000,-

Buku yang disusun oleh tim Kang Santri '09 M ini, adalah buku yang sangat layak dimiliki oleh masyarakat Indonesia. buku ini memeiliki nuansa tersendiri, dikarenakan selain ditulis secara kolektif dan komprehensif, kandungan buku ini memuat pelbagai problematika yang sangat merealita dan juga kadang terlupakan oleh khalayak ramai. Penyajian permasalahannya cukup komplek, inovatif, dan transparan sehingga terkesan vulgar apa adanya.

Buku ini merupakan hasil jerih payah pemikiran yang butuh konsentrasi maksimal dalam memahami ibarat-ibarat kitab-kitab mu'tabarah dari madzhab ulama salaf yang kita anut. Setelah kami telaah, isi dan cara penyajian buku ini cukup baik. Karena didalamnya memuat problematika-problematika kekinian yang kadang jawabannya belum terbesit di benak masyarakat. Kehadiran buku inisedikit banyak telah memberikan jawaban dan solusi sekaligus kritik sosial terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat
 
HUBUNGI : 085735444053

Rabu, 27 Maret 2013

The Power Of NIAT : Mengungkat Kedahsyatan Niat

Penulis :Muhammad Yusuf Alkaf
Ukuran : 13 x 18,5 cm
Tebal : xii + 112
Penerbit : Khazanah Pesantren (Bina Aswaja Group)
ISBN : 978-602-17207-3-8
Harga : Rp. 16.000,-
CP : 085749548404

Buku yang terinspirasi dari Kitâbun-Niyyât, salah satu karya Habib Sa’ad yang memang produktif menelurkan karya-karya unik dan menarik, namun sangat sulit ditemukan di Indonesia, seperti: ‘Ilâjun-Nisyân (Obat Lupa) dan Kaifa Takûnu Ghaniyyan (Bagaimana Agar Anda Menjadi Orang Kaya) ini dihadirkan dalam rangka ‘memfasilitasi’ umat Muslim Indonesia dalam menikmati sekaligus mengamalkan nasehat-nasehat beliau yang disampaikan dalam ulasan yang sungguh unik, cerdas dan orisinil, namun tajam menghujam ke lubuk hati terdalam.

Senin, 25 Maret 2013

NGAJI KITAB

Adanya pembukuan semacam ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh santrinya ulama-ulama kita di masa lampau. Mereka menulis pertanyaan yang pernah diajukan kepada guru mereka, berikut jawaban yang beliau sampaikan mengenai pertanyaan tersebut. Setelah terkumpul banyak, tulisan tersebut menjadi kitab-kitab kumpulan fatwa, seperti yang banyak kita baca saat ini. Misalnya, Fatawa_nya Imam Ar-Ramli, Imam Ibnu Hajar Al-Haitami, Imam Ibnus Shalah, Imam As-Subki & kumpulan fatwa ulama-ulama yang lain.

Ulama-ulama kita duhulu memang memiliki kebiasaan yang luar biasa. Berjuta-juta kitab yang telah mereka tulis. Dan mungkin hanya sebagian kecil yang sampai ke tangan kita saat ini. Sebagian besar sudah tidak ada, karena hilang, karena tidak digandakan, dan semacamnya. Seandainya mereka tidak menulis, mungkin ajaran Islam ini akan banyak yang hilang, atau diselewengkan dengan mudah oleh manusia, sebagaimana yang terjadi pada ajarannya Nabi Musa as & Nabi Isa as. Hal itu tidak terjadi pada ajaran Islam berkat kitab-kitab ulama yang kita pegang hari ini. Kitab-kitab ini menjabarkan kepada kita tentang ajaran-ajaran Islam yang asli dari Baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

Penerbit : Pustaka Sidogiri
Harga : Rp. 45.000,-
Order : SMS 083833841128 atau BBM 2632D34C

Minggu, 24 Maret 2013

Keruntuhan Argumentasi Paham Anti Madzhab dan Anti Taqlid

Judul buku : Menampar Propaganda“Kembali kepada Qur’an” Keruntuhan Argumentasi Paham Anti Madzhab dan Anti Taqlid [Plus! Transkrip Perdebatan dengan Nashiruddin al Albani, Tokoh Wahabi Anti-Madzhab]
Penulis : Dr. M. Sa’id Ramadhan al-Buthi
ISBN : 979-98452-1-1
ISBN 13 : 978-979-98452-1-4
Jmlh. Halaman : 220 hlm.
Kertas/Ukuran : HVS/ 14,5 x 21 cm
Cetakan : I, 2013
Kategori : Islam Kontemporer/Kontroversi
Penerbit : Pustaka Pesantren
Harga : Rp.45.000
Sinopsis :
****
“Kembali kepada Qur'an” adalah prinsip yang indah nan ideal. Kembali kepada Qur’an secarasederhana dapat dimaknai sebagai kembali kepada “hukum Tuhan”. Dan, umat manakah yang tidak ingin berpegang pada Kitab Sucinya, kepada hukum Tuhannya?

Sayangnya, banyak kaum muslim yang tidak mengerti batas-batas prinsip ideal ini. Lebih tragis lagi, sebagian kalangan justru menyelewengkan slogan “Kembali kepada Qur’an” untuk mengeroposkan legitimasi umat terhadap para ulama. Dengan “Kembali kepada Qur’an” mereka mengajak orang-orang awam melepaskan diri dari madzhab, untuk dengan “nekat” menggali hukum-hukum sendiri. Dengan slogan menggiurkan itu, mereka mencaci orang yang taklid sebagai “tidak mengikuti salafu shalih”, sebagai “ahli bid’ah”, bahkan sebagai “tidak berada di jalan orang-orang beriman”.

Buku ini berhasil membongkar kerancuan argumen para penganjur anti-madzhab yang dipelopori kalangan Wahabi itu. Bahwa fenomena taklid yang mereka caci adalah sesuatu yang natural, yang sudah muncul sejak generasi pertama umat ini. Bahwa bermadzhab adalah dibolehkan, bahkan merupakan sebuah keniscayaan. Dan bahwa “kembali kepada Qur'an” yang mereka gemborkan tidak lain hanyalah propaganda yang di baliknya tersembunyi maksud dan tujuan tertentu.

Kamis, 21 Maret 2013

Ahlul Bid'ah Hasanah 2

Ahlul Bid'ah Hasanah 2
Tahlilan dan Memuji Rasul Upaya Menghidupkan Sunah Nabi

Oleh: Ustadz Noval Bin Muhammad Alaydrus
Penerbit: Taman Illmu
Harga : Rp. 55.000,-
Order : 087881887758

Jika Anda Takut Menemukan Kebenaran Maka Jangan Baca Buku Ini...!!!

Bagi para pencari kebenaran, buku ini hadir sebagai penghapus dahaga mereka. Di dalamnya telah terhimpun berbagai dalil yang mendasari kegiatan tahlilan dan memuji Rasul yang oleh sebagian kecil umat Islam yang terlalu fanatik pada ajarannya dipandang sebagai bid'ah yang sesat dan menyesatkan. Karenanya buku ini sangat cocok bagi semua orang yang mencintai tahlilan dan berbagai kegiatan memuji Rasul serta bagi mereka yang mencari kebenaran sejati.

Buku ini selain memberikan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan hadits, juga banyak memberikan informasi, pandangan serta penjelasan ulama-ulama besar dan terkemuka seputar tahlilan dan memuji Rasul. Setiap paragraf berisi informasi ilmiah dari berbagai sumber yang dapat dipertanggung-jawabkan.

Setelah membaca buku ini, Anda akan menemukan bahwa tuduhan orang-orang yang anti tahlilan dan memuji Rasul tidaklah benar dan terlalu berlebihan. Buku ini membuktikan bahwa keduanya merupakan sebuah kegiatan yang benar-benar menghidupkan sunah Nabi saw. Buku ini menjadi sangat menarik karena seakan ia membawa kita ke zaman Rasulullah saw dan para sahabat beliau saw.

Ahlul Bid'ah Hanah Hasanah

Ahlul Bid'ah Hanah Hasanah
Jawaban untuk Mereka Yang Mempersoalkan Amalan Para Wali

(Oleh: Ustadz Noval bin Muhammad Alaydrus)
Harga : Rp. 55.000
Order : 08788188775

Bagi para pencari kebenaran, buku ini hadir sebagai penghapus dahaga mereka. Di dalamnya telah terhimpun berbagai dalil yang mendasari berbagai amalan salaf yang sering dipertanyakan oleh sebagian kecil umat Islam yang terlalu fanatik pada ajarannya. Karenanya buku ini sangat cocok bagi semua orang yang mencintai amalan salaf, amalan para wali dan bagi mereka yang mencari kebenaran sejati.

Buku ini selain memberikan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan hadits, juga banyak memberikan informasi, pandangan serta penjelasan ulama-ulama besar dan terkemuka seputar permasalahan bid'ah dan amalan para wali. Setiap paragraf berisi informasi ilmiah dari berbagai sumber yang dapat dipertanggung-jawabkan. Anda bahkan akan menemukan begitu banyak contoh-contoh bid'ah hasanah yang dilakukan oleh para sahabat di zaman rasulullah saw maupun sepeninggal beliau saw. Buku ini menjadi sangat menarik karena seakan ia membawa kita ke zaman rasulullah saw dan para sahabat beliau saw.

Dialog Ilmiah SUNNI dan WAHHABI

SUNNI & WAHABI
(Dialog Ilmiah Seputar Amaliah Ahlussunnah Wal Jamaah)
Penulis : KH. Luthfi Bashori
Harga : Rp. 60.000,-
Order : SMS 083833841128 atau BBM 2632D34C
Memperbincangkan sekte salafi-wahabi seakan tidak ada habisnya. Di berbagai forum sekte yang identik dengan kekakuan dalam berdakwah, hal ini sering dibahas para ahli. Tidak sedikit dari forum yang mengundang yang diadakan mengundang kalangan wahabi sendiri. Hasilnya tetap saja tidak ada titik temu. Kelompok wahabi tetap berada pada posisinya dalam membenarkan pendapatnya & menganggap pendapat orang lain pasti salah.

Memperjuangkan pelestarian aqidah & amaliah warga Sunni Syafi'i adalah suatu keharusan & kewajiban bersama. Aqidah & amaliah warga sunni ini merupakan ajaran yang diwariskan oleh para Walisongo, penyebar ajaran Islam pertama kali di Indonesia.

Terlebih dewasa ini, dimana upaya pembunuhan karakter & penghilangan ciri khas amaliah warga muslim asli Indonesia, semakin marak dilakukan oleh kelompok-kelompok kaum pendatang. Mereka berani dengan terang-terangan mengingkari amaliah warga Sunni Syafi'i & menuduh sebagai perbuatab bid'ah, sesat, maupun syirik.

Tentunya tuduhan salah yang tidak mendasar ini tidak dapat dibiarkan. Memberi pemahaman tentang ini sudah menjadi kewajiban bersama untuk diluruskan & didudukkan sesuai ajaran syariat.

Mudah-mudahan buku ini dapat menambah khazanah keislaman umat di seluruh pelosok negeri tercinta Indonesia.

Rabu, 20 Maret 2013

Fiqh Tawassul - Dr. Sayyid Muhammad bin Alwi al Maliki al Hasani

Fiqh Tawassul
Seputar tawassul, pembagian dan dalil-dalilnya.

terjemahan Mafahim Yajibu an Tushohhaha
karya : Dr. Sayyid Muhammad bin Alwi al Maliki al Hasani

penerjemah: Ibnu A. Ayyub Nu'man HM
Halaman : 144
ukuran 21 cm x 13,5 cm 


Harga : Rp. 25.000,-
Banyak kalangan yang keliru dalam memahami hakikat tawassul, sebenarnya hakikat dari tawassul adalah sebgai berikut: 

- Tawassul adalah slah satu metode berdoa dan salah satu pintu dari pintu-pintu untuk menghadap ALlah SWT. Maksud sesungguhnya adalah Allah. Obyek yang dijadikan tawassul berperan sebagai mediator untuk mendekatkan diri kepada Allah. Siapapun yang meyakini diluar batasan ini berarti ia telah musyrik

- Orang yang melakukan tawassul tidak bertawassul (dengan mediator tersebut) kecauali karena ia memang mencintainya dan meyakini bahwa Allah mencintainya. jIka ternyata penilaiannnya keliru niscaya ia akan menjadi orang yang paling menjauhinya dan paling membencinya..

- Orang yang bertawassul jika meyakini bahwa media yang dijadikan untuk betawassul kepada Allah itu bisa memberi manfaat dan derita dengan sendirinya sebagimana Allah atau tanpa izin-Nya, niscaya ia musyrik.

- Tawassul bukanlah suatu keharusan dan terkabulnya doa tidaklah ditentukan dengannya.

Bila seseorang memahami hakikat tawassul maka ia tidak akan mudah menuduh syirik atau kafir pada orang lain, karena orang yang melakukan tawassul juga memiliki dasar yang kuat dan kokoh, baik dari al QUran dan al Hadits, jauh dari perbuatan syirik, bid'ah dan Khurafat seperti yang mereka tuduhkan selama ini. 


Terjemah Jawahirul Kalamiyah - Syaikh Thahir bin Shaleh al-Jazairi

Terjemah Jawahirul Kalamiyah
Harga : Rp. 6.000,--

Selasa, 19 Maret 2013

Bekal Pembela Ahlussunnah

BEKAL PEMBELA AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH
MENGHADAPI RADIKALISME SALAFI WAHABI


Senin, 18 Maret 2013

Rahasia Sukses Fuqoha

Judul                     : Rahasia Sukses Fuqoha
Oleh                      : S. Lirboyo
Tebal                     : -
Penerbit                 : Mitra Gayatri
Harga                    : Rp. 20.000,-

BAITY JANNATY, Membangun Keluarga Sakinah.

BAITY JANNATY, Membangun Keluarga Sakinah. 
Oleh : KH.M.Yusuf Chudlori
Dimensi : 14,5 x 20,5 cm, 212 Hlm.
Harga:Rp.29.000,

Fiqh Adat; Tradisi Masyarakat dalam Pandangan

Judul                     : Fiqh Adat; Tradisi Masyarakat dalam Pandangan Fiqh
Oleh                      : Ifrosyin
Tebal                     : 148 halaman
Penerbit                 : Mu'jizat

Harga:Rp.22.500

Tata Cara Ziarah Kubur Dan Tawassul

Judul                     : Tata Cara Ziarah Kubur Dan Tawassul
Oleh                      : M. Ridlwan Qoyyum Sa'id
Tebal                     : 80 halaman
Penerbit                 : Mitra Gayatri
Harga                    : Rp. 10.000,-
Ziarah Kubur merupakan tradisi masyarakat Islam yang sampai saat sekarang ini masih tetap eksis, bahkan semakin semarak saja syiarnya. Mulai dari ziarah makam orang tua, para leluhur, para wali, para ulama, para shalihin hingga ziarah makam Nabi SAW.
Ironisnya, tujuan yang mulia ini seringkali tidak dibarengi dengan pengetahuan yang memadai tentang adab-adab dan tata cara ziarah kubur yang benar, sebagaimana yang dituntunkan oleh salafuna ash-shalihun. Sehingga mereka terhalang dari berkah atau bahkan telah menyimpang jauh dari sunah Nabi SAW.

Tradisi Islami, Panduan Prosesi Kelahiran, Perkawinan dan Kematian

Tradisi Islami, Panduan Prosesi Kelahiran, Perkawinan dan Kematian
Harga:Rp.33.500
 
Cover : Soft Cover Jenis Kertas : HVS 70 Gram 
Penulis         : M. Afnan Chafidh, Ahmad Makruf Asrori 
Ukuran         : 14 x 21 Cm

Tradisi dan budaya adalah darah daging dalam tubuh masyarakat, sementara mengubahnya adalah sesuatu yang tidak mudah. Alangkah bijak dan indahnya ketika tradisi dan budaya tidak diposisikan berhadapan dengan ajaran, tetapi justru sebagai pintu masuk ajaran. Sedang agama adalah mustaqim dan membawa misi memustaqimkan sesuatu yang belum mustaqim, termasuk mensakralkan sesuatu nilai tradisi yang sebenarnya tidak sakral.
Demikian harapan buku ini agar tradisi dalam prosesi Kelahiran, Perkawinan, dan Kematian terisi dengan nilai-nilai ibadah. Buku ini merupakan salah satu pelengkap sebagai nilai plus yang bersifat prinsip, yang didasari beberapa dalil dari al-Qur’an, al-Hadits dan beberapa doa yang layak dipanjatkan.a

Atlas Wali Songo

Judul: ATLAS WALI SONGO, Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah
Penulis: Agus Sunyoto
Ukuran: 21 x 29 cm
ISBN: 978-602-8648-09-7
Jumlah halaman: xviii + 406
Harga: Rp 270.000,-

Jika Anda membaca Ensiklopedia Islam yang tujuh jilid dan mencari informasi tentang Wali Songo, dijamin tidak akan menemukannya. Itu artinya, pada masa depan--kira-kira 20 tahun ke depan—Wali Songo akan tersingkir dari percaturan akademis karena keberadaan mereka tidak legitimate dalam Ensiklopedia Islam. Wali Songo ke depan akan tersingkir dari ranah sejarah dan tinggal mengisi ruang folklore sebagai cerita mitos dan legenda. Anehnya, di dalam Ensiklopedia Islam itu tercantum kisah tiga serangkai haji: Haji Miskin, Haji Sumanik, Haji Piabang sebagai pembawa ajaran Islam (Wahabi) ke Sumatra Barat. Itu berarti, anak cucu Anda kelak akan memiliki pemahaman bahwa Islam baru masuk ke Nusantara pada tahun 1803 Masehi, yaitu sewaktu tiga serangkai haji itu menyebarkan ajaran Wahabi ke Sumatra Barat.

Dalam keserbaterbatasan segala hal, alhamdulillah buku ATLAS WALI SONGO dengan pendekatan multidisiplin: historis; arkeologi; aetiologis; etno-historis, dan kajian budaya dapat terselesaikan. Isi buku ini sangat membumi dengan proses sinkretisasi-asimilatif dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 

Dengan prinsip 'bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa-jasa para pahlawannya', begitulah penulis berharap anak-anak bangsa di negeri tercinta ini dapat menghargai, menghormati, memuliakan, dan bahkan meneladani keluhuran budi dan kebijaksanaan yang telah diwariskan para ulama penyebar Islam tersebut.

Ahlus Sunnah dan Ahlul Bid'ah

Judul: Ahlus Sunnah dan Ahlul Bid'ah; Dari Aliran Syi'ah Hingga Betapa Sulitnya Membuktikan Angin
Oleh: Amak F.Z
Penerbit: Aula Press
Harga: Rp. 20.000,-

Al-Hujaj Al-Qath'iyyah fi Shihhah al-Mu'taqadaat wa al-'Amaliyyat al-Nahdliyyah

Fiqih Tradisionalis versi Arab
Al-Hujaj Al-Qath'iyyah fi Shihhah al-Mu'taqadaat wa al-'Amaliyyat al-Nahdliyyah
Karya KH Muhyiddin Abdushomad

Pemikiran KH Hasyim Asy'ari tentang Aswaja (Ahlussunnah wal Jama'ah)

Judul Buku: Pemikiran KH Hasyim Asy'ari tentang Ahlussunnah Wa al-Jamaah

Penulis : Achmad Muhibbin Zuhri
Penerbit : Khalista dan LTN PBNU
Cetakan I : Desember 2010
Tebal : XXVI+ 328 Halaman
Harga : Rp. 50.000,-

Resensi :
Mbah Hasyim Ideolog Sunni Indonesia

Fakta jika mayoritas umat Islam di Indonesia adalah pengikut ajaran Sunni atau Ahlussunnah wal Jamaah (aswaja) tidak dapat dipungkiri. Keberhasilan itu tidak bisa dilepaskan dari peran Nahdlatul Ulama yang sedari awal berdiri meneguhkan diri sebagai pengamal dan pengawal ajaran ahlussunnah wal jamaah. Diakui ataupun tidak, inklusifitas ajaran Nahdhatul Ulama yang ditransformasikan dari nilai-nilai aswaja telah memberikan kontribusi besar terciptanya wajah moderat dan fleksible Islam di Indonesia.
Bangsa Indonesia yang multikultur serta kaya akan ragam tradisi, tidak menghalangi Islam ala NU membumi. Mengacu pada teori Islam Kolaboratif Prof. Nur Syam, fleksibilitas doktrin sunni mampu berkolaborasi dengan tradisi-tradisi non Islami yang telah mapan tanpa menghilangkan nilai-nilai ajaran Islam yang bersifat absolut.
Fenomena kenduri, tahlilan, perayaan maulid, peringatan tiga hari, tujuh hari serta seratus hari pasca kematian, adalah bukti bentuk metamorfosa nilai-nilai ajaran Islam dengan budaya masyarakat Indonesia pra Islam. Sehingga, keberadaan Islam dapat diterima menjadi agama mayoritas masyarakat Indonesia tanpa resistensi yang berarti.
Dalam kajian historis, Walisongo sangat berjasa menanamkan ajaran ahlussunnah di ranah Nusantara. Namun, NU sebagai organisasi sosial keagamaan memiliki andil yang signifikan dalam mempertahankan ajaran ideologi Sunni. Menjamurnya organisasi keagamaan yang mengusung purifikasi dan pembaruan Islam dalam dekade awal abad 20 secara sistemik dan masif melakukan penggerogotan. Di sinilah NU berperan aktif melakukan pendampingan serta pengawalan terhadap tradisi Sunni sebagai way of life mayoritas umat Islam Indonesia.
Satu hal pokok yang tidak boleh dilupakan bahwa wajah Sunni Nahdlatul Ulama sangat dipengaruhi oleh paradigma Aswaja Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari. Tidak berlebihan jika KH Hasyim Asy’ari ditahbiskan sebagai ideolog Sunni Indonesia. Penelitian terbaru tentang pemikiran tokoh pendiri organisasi sosial keagamaan terbesar di dunia ini, Dr Achmad Muhibbin Zuhri menemukan corak Sunni KH Hasyim Asy’ari sangat khas dan tidak sebangun persis dengan konstruksi Sunni era awal, meskipun dalam banyak hal tetap mencerminkan pola Sunni.
Sunni Partikular ala Mbah Hasyim
Ahlussunnah wal jamaah sebagai ideologi tidak dapat dilepaskan dari normatifitas ajaran yang telah digariskan pengagasnya. Namun, dalam tataran praksis, normatifitas ajaran ahlussunnah tersebut tidak bisa melepaskan diri dari proses dialektika dengan dinamika sosio religious yang mengelilingi. Jika entitas Sunni era awal pembakuan sebagai counter ideologis terhadap Mu’tazilah dan Jabariah, serta counter politic terhadap syi’ah. Hal ini berbeda dalam konteks di mana Mbah Hasyim hidup.
Meskipun bangunan pemikiran Mbah Hasyim dipengaruhi oleh pemikiran ulama abad pertengahan dan klasik, namun dekade Mbah Hasyim identik dengan era pertarungan antara entitas Islam Tradisional yang diwakili oleh masyarakat pesantren dan mayoritas umat Islam Indonesia yang berhaluan sunni, berhadapan dengan entitas Islam puritan dan pembaharu yang dikelompokkan dalam Islam Modernis. Uniknya, kelompok Tradisionalis maupun Puritan-Modernis sama-sama mengaku sebagai entitas sunni dan secara geneologis bertemu pada simpul Ahmad bin Hanbal pendiri Madzhab Hanbali yang dikenal otoritasnya sebagai ahli hadist.
Konstruksi naratif pemikiran Mbah Hasyim dapat dipandang sebagai salah satu “counter discource” terhadap mainstream pemikiran modernis dan puritan. Yakni kelompok yang menolak secara tegas pola bermadzhab dan taqlid serta melarang bid’ah atau kreatifitas dalam ibadah yang secara eksplisit tidak terdapat acuan dalam nash Al-Qur’an maupun Al-Hadis.
Pandangan Mbah Hasyim mengenai tawassul, istighatsah, syafa’at, kewalian, maulid, tarekat, dalam beberapa kitab karangannya merupakan wacana tanding pemikiran kelompok Islam Puritan yang dikembangkan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab pendiri Aliran Wahhabi. Sedangkan isu-isu pembaruan yang dimunculkan oleh kalangan Modernis pengikut pemikiran Jamaluddin al-Afghani, Rasyid Ridha dan Muhammad Abduh, direspon oleh Mbah Hasyim dalam pembahasan seputar ijtihad, madzhab, taqlid, talfiq, sunnah dan bid’ah.
Menurut Muhibbin, deskripsi pemikiran keagamaan Kiai Hasyim di atas berimplikasi teoritis terhadap konsep Sunnisme. Mbah Hasyim dapat diintrodusir sebagai “sunni partikular”, yaitu paham ahlussunnah wal jamaah yang telah berdialog dengan dinamika keagamaan di Indonesia, khususnya dialektika modernis-tradisionalis pada abad ke-20. (hal. 265)
Sebagai bagian dari komunitas Nahdliyin, penulis telah berhasil menggali dengan mendalam tentang konstruksi pemikiran KH. Hasyim Asy’ari. Tokoh pendiri Nahdlatul Ulama yang hingga saat ini menjadi ikon Islam subtantif dan moderat. Buku ini merupakan hasil disertasi yang diterbitkan, sehingga alur penulisannya sistematis dan analisanya mendalam. Oleh penulis, pembaca diajak mengarungi pemikiran ahlussunnah KH. Hasyim Asy’ari secara runtut dan detail. Mulai dari kajian embrio munculnya pemikiran Sunni, konsolidasi, pelembagaan ideologi sunni era abad pertengahan, hingga dialektika sunni dengan realitas sosio-religius yang melingkupinya dalam berbagai dekade.
Tidak kalah menarik, uraian tentang latar belakang intelektual yang membentuk paradigma Sunni KH Hasyim Asy’ari serta bagaimana pendiri Nahdlatul Ulama ini berusaha mendialektikakan mainstream sunni dengan realitas sosio-religious masyarakat Indonesia era awal abad 20. Sehingga, tampak jelas kepiawaian Mbah Hasyim dalam merumuskan doktrin-doktrin ahlussunnah dari nash Al-Qur’an dan Al-Hadis yang pada akhirnya memunculkan bentuk sunni yang khas Indonesia.
Studi dalam buku ini, selain dapat memberikan referensi bagi usaha-usaha reaktualisasi ideologi, juga berguna menambah khazanah keilmuan tentang Sunni Partikular, yaitu ekspresi ahlussunnah wal jamaah pada dimensi ruang dan waktu tertentu. Selain itu, buku ini merupakan wujud usaha aktualisasi sekaligus kontekstualisasi ahlussunnah wal jamaah yang bercorak inklusif, moderat dan fleksible dalam bersinggungan dengan kesejarahan umat. Walhasil, apresiasi yang besar layak diberikan kepada penulis, sebab isi buku ini menambah kekayaan tafsir tentang ahlussunnah di saat gempuran ideologi “kaca mata kuda”  Islam puritan yang cenderung eksklusif menguncang kedamaian dan kesantunan dalam beragama dan keberagamaan. Wallahu a’lam… (Peresensi : Fathul Qodir, Sumber: NU Online)

Membumikan Aswaja; Pegangan Para Guru NU - Tim PP Persatuan Guru NU (PERGUNU)

Judul : Membumikan Aswaja; Pegangan Para Guru NU
Oleh : Tim PP Persatuan Guru NU (PERGUNU)
Tebal : xii + 243 halaman
Cetakan, Pertama, Juni 2012
Penerbit : Khalista
Harga : Rp. 45.000,-
Tanggung jawab para guru adalah mengentaskan anak didiknya dari kemiskinan ilmu, khusunya ilmu yang pada akhirnya mampu membentengi mereka dari serbuan aliran yang bertentangan dengan aliran Ahlussunnah Waljamaah.
Dalam konteks inilah menjadi strategis gagasan pembuatan buku aswaja untuk para guru yang dilontarkan oleh para Pengurus Pusat PERGUNU, karena bagaimana pun juga harus diakui bahwa guru adalah ujung tombak satu-satunya yang dimiliki oleh NU dalam rangka menjaga, memelihara dan membumikan eksistensi ajaran Aswaja pada masa yang akan datang, khusunya bagi para peserta didik di kalangan lembaga pendidikan formal.
Buku ini hadir memberi wawasan dan pemahaman kepada masyarakat NU dan siapa saja yang mau membacanya agar lebih paham dan tidak ragu lagi dalam melakukan amaliahnya yang telah tumbuh dan berkembang dari tahun ke tahun bahkan dari abad ke abad.
Tuduhan kelompok yang melakukan serang itu sesungguhnya tidak berdasar dan tidak terbukti kebenarannya. Mereka salah dalam melihat dan menilai masyarakat NU dalam beramaliah dari dulu hingga saat ini.
Semoga hidayah Allah sampai kepada mereka semua sehingga tidak gampang dan mudah menyalahkan kelompok lain.

Syaikhona Kholil Bangkalan; Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama

 Judul : Syaikhona Kholil Bangkalan; Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama
 Oleh : RKH. Fuad Amin Imron
 Tebal : xxviii + 228 hlmn.
 Cetakan : Pertama, Juni 2012
 Penerbit : Khalista & Penainsani
 Harga : Rp. 45.000,-
 "Jika Muammil Qomar (2002) menyebut 3 nama ulama yang memiliki peran penting dalam proses pendirian NU, yaitu KH Wahab Hasbullah sebagai pencetus ide, KH Hasyim Asy'ari sebagai pemegang kunci, dan Syaikhona Muhammad Kholil sebagai penentu berdirinya NU, dalam buku ini saya menambahkan satu ulama lagi, yaitu, KH As'ad Syamsul Arifin. Peran Kiai As'ad dalam konteks ini adalah penyampai isyarat langit dari Syaikhonan Kholil, yang telah meneguhkan sikap dan pandangan KH Hasyim Asy'ari untuk mendirikan NU." (RKH Fuad Amin Imron, Penulis)
 "Dalam prespektif spiritualitas, Syaikhona Kholil adalah tokoh yang berperan secara langsung dalam pendirian organisasi para ulama pesantren. Pesan spiritualitasnya yang disampaikan melalui KH As'ad Syamsul Arifin menjadi faktor penentu bagi berdirinya NU. Dan pesan simbolik Syaikhonan Kholil inilah yang telah menepis keraguan, kegamangan dan kegelisahan Kiai Hasyim untuk mendirikan NU. Keyakinan Kiai Hasyim terhadap pesan spiritual gurunya itu, lalu diteruskan secara lahiriah kepada Kiai Wahab Hasbullah sebagai pembawa ide, untuk ditindaklanjuti dalam sebuah permusayawaratan ulama di Surabaya, pada 31 Januari 1926 (16 Rajab 1344 H), setahun sebelum Syaikhonan Kholil wafat. Permusyawaratan para ulama tersebut melahirkan Komite Hijaz, yang kemudian ditetapkan namanya menjadi Jam'iyah Nahdlatul Ulama." (Prof Dr KH Said Aqil Siradj, MA, Ketua Umum PBNU)
 "Isyarah Tongkat Musa dan Tasbih yang diberikan Syaikhona Kholil kepada Kiai Hasyim Asy'ari melalui Kiai As'ad berhubungan dengan jam'iyah sekaligus jamaah NU. Tongkat Musa adalah simbol komando atau kepemimpinan (leadership), sementara Tasbih adalah simbol spiritualitas dan simbol budaya. Kombinasi keduanya, diharapkan agar pemimpin NU memiliki pandangan, sikap dan tindakan yang terjaga keseimbangannya antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi. Muaranya adalah keteladanan (al-uswah), dimana pandangan, sikap dan tindakan pemimpin NU harus dapat dijadikan teladan oleh jamaah." (Nico Ainul Yakin, Editor)a

Minggu, 17 Maret 2013

Kisah Inspiratif dari Para Santri Berprestasi

Judul: Impian Hebat, Kisah Sukses Meraih Beasiswa
Penerbit: Penerbit Matapena
Editor:Lianni Qanita
Penata isi: Imam Adolide
Tahun Terbit: Cet I, November, 2012
Tebal Halaman: xii + 184 halaman
ISBN: 979- 25-5384-3
Peresensi; Noor Aflah

Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Matapena yang berkerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) RI ini memuat berbagai kisah nyata perjalanan para santri dalam berkhidmat dan membangun impian mereka sejak di pesantren hingga bisa berkuliah lantaran mendapatkan beasiswa dari Kemenag RI melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB). PBSB merupakan sebuah beasiswa yang ditujukan bagi santri yang memiliki kemampuan akademik, kematangan pribadi, kemampuan penalaran, dan potensi untuk mengikuti program pendidikan perguruan tinggi.

Program beasiswa ini dicetuskan karena adanya fakta yang menunjukkan bahwa untuk bisa masuk ke perguruan tinggi bagi kaum santri “berprestasi” yang sulit. Apalagi untuk bisa lewat jalur beasiswa. Dari situlah, maka Kemenag RI melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam berinisiatif dengan mengupayakan sebuah program beasiswa bagi mereka, yakni dengan program PBSB. (hal. vii).

Ada dua puluh lima cerita yang ditulis dalam buku ini. Kesemuanya sungguh inspiratif. Satu cerita dengan cerita lainnya mempunyai keunikan sendiri-sendiri. Kita ambil contoh saja, Ufiq Faisol Ahlif, seorang santri dari Pesantern AT-Thullah TBS Kudus.

Sejak menitih studi di MA atau setara dengan SMA, ia selalu diliputi persaan galau antara terus untuk mondok atau “ngampus” di perguruan tinggi. Baginya –sebelum masuk PBSB-, kuliah hanya akan berorientasi pada kehidupan duniawi saja, dan tidak ada lagi ilmu-ilmu agama yang menghiasi hari-hari perkuliahan. Maka dari situ, saat itu ia memilih untuk melanjtukan ke pesantren. Selain itu, juga ada satu syarat lagi yang harus Ufiq patuhi ketika ia ingin kuliah. Yakni sang orang tua yang tak mau membiayai kuliahnya (hal. 113).

Sejak saat itu, setelah selesai sekolah maupun pada jam-jam kosong, Ufiq selalu menyempatkan diri pergi ke warnet untuk mencari informasi tentang pesantren dan beasiswa untuk kuliah. Karena untuk pesantren telah di pasrahkan ke orang tuanya, maka ia lebih fokus untuk mencari informasi beasiswa di perguruan tinggi-perguruan tinggi (hal. 114).

Tak terasa 2 tahun telah terlewati. Masa studi Ufiq di MA pun tengah memasuki akhir tahun. Teka-teki masa depan kehidupannya mulai menemui titik terang. Ada kabar bahwa tiga orang kakak kelasnya masuk dalam seleksi beasiswa PBSB. Ia pun tertarik untuk mengikuti jejak mereka.

Pada bulan Februari 2010, guru bahasa Inggris sekaligus wakil kepala sekolah bidang Humas dan Sarpras mengumumkan: “Pendaftaran beasiswa Pekapontren 2010 telah dibuka, bagi siswa yang ingin mengikutinya silahkan menghubungi Pak Qomari dan segera melengkapi persyaratan administrasinya”. Mendengar pengumuman itu, Ufiq pun menghela nafas dan berujar: “inilah jalan saya” (hal. 115).

Ada 13 orang tercatat yang telah mendaftar, sehingga guru yang bertugas harus lembur mengumpulkan persyaratan yang harus dipenuhi mengingat waktu tak seleksi tak lama lagi. Tak pelak, Ufiq dan 13 tahun pun harus ikut lembur membantu menyiapkan persyaratan-persyaratan tersebut.

Singkat cerita, tibalah waktu seleksi. Ufiq bersama 13 orang temannya pergi ke Semarang (tempat seleksi regional tengah). Tes seleksi dilakukan seharian penuh. Tak ada waktu buat peserta untuk merilekskan diri apalagi untuk belajar. Lelah tiada tara nampak jelas diraut muka seluruh peserta. Tak terkecuali Ufiq. Dalam kondisi seperti itu Ufiq hanya bisa pasrah dan semoga diberikan yang terbaik (hal. 117).

Jam 17.00 WIB lebih tes seleksi baru selesai. Pulanglah Ufiq dan 13 temannya ke Kudus dengan diringi rasa capek yang tak terhingga. Namun semua itu tak sia-sia. Akhirnya semua usahanya berbuah manis. Seminggu sebelum hari pengumuman hasil seleksi, ia mendapatkan SMS dari teman yang isinya: “selamat kepada Ufiq faisol ahlif yang diterima beasiswa PBSB di UPI Bandung”. Tak bisa dibayangkan betapa bahagianya Ufiq pada saat itu.

Begitulah kira-kira kisah para santri menggapai mimpi yang tertuang dalam buku ini. Lain halnya dengan Ufiq, Isma Noor Fitria –santrwati asal Banjarbaru, Kalsel- yang harus bekerja ekstra keras dalam MQK (Musabaqah Qira’at al-Kutub) di pesantrennya hanya untuk bisa mendapatkan beasiswa ini (hal. 65).

Begitu juga dengan Hamas seorang santri generasi pertama di kota Padang yang lolos seleksi di tingkat Sumatra Barat untuk maju ke level nasional dalam Olimpiade Sains Nasional. Walaupun akhirnya tidak lolos namun terus optimis dan membangun impian barunya. Dan akhirnya diterimalah ia kuliah di ITB jurusan Teknologi Industri melalui program beasiswa ini (ha. 79). Begitu inspiratif.

Kisah-kisah yang ditulis langsung oleh para penerima beasiswa PBSB dalam buku ini bak sebuah gambaran riil karakteristik santri dengan segala pahit getir perjuangannya menggapai cita. Dengan bahasa yang renyah, buku ini rasanya telah membuktikan bahwa santri pun juga bisa dan mampu bersaing dengan pelajar lainnya dalam menempuh studi di perguruan tinggi.

Santri pun bisa menulis. Santri pun punya impian hebat. Santri pun bisa sukses. Selamat membaca!

* Peresensi adalah mahasiswa Penerima Beasiswa PBSB di IAIN Walisongo Semarang

Hizbut Tahrir dalam Sorotan

Hizbut Tahrir dalam Sorotan

Oleh: Muhammad Idrus Ramli
Penerbit: Bina Aswaja
Harga: Rp. 23.000,-


Buku ini sama, sekali tidak bermaksud menyudutkan Hizbut Tahrir atau bermaksud menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam, akan tetapi buku ini bermaksud mengajak kaum Muslimin agar bersatu dalam naungan ajaran Islam yang lurus, murni dan asli, yaitu Islam yang sesuai dengan ajaran Ahlusunah Wal-jamaah, yang telah diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya.

Sebagaimana dimaklumi, Hizbut Tahrir adalah gerakan politik trans-nasional yang membawa visi dan misi berdirinya khilafah tunggal di muka bumi serta terlaksananya syari'at Islam dalam setiap lini kehidupan. Dari visi dan misi idealis Hizbut Tahrir tersebut, tidak sedikit generasi kita yang menaruh simpati, terpesona dan akhirnya menjadi kader dan pengikut setia Hizbut Tahrir, tanpa menyadari bahwa di balik visi dan misi tersebut, sebenarnya terdapat sekian banyak pandangan, ideologi dan fatwa hukum Hizbut Tahrir yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang lurus, murni dan asli seperti yang diajarkan oleh Rasulullah dan sahabatnya.

Oleh karena itu buku yang ada di tangan pembaca ini menjadi sangat penting untuk dibaca terutama oleh para aktivis dakwah di kampus-kampus, di berbagai Islamic Centre, di masjid-masjid maupun di khalayak umum, yang selama ini telah menjadi objek aktivitas dan propaganda Hizbut Tahrir.a

Syiah Agama Kedustaan

Syiah Agama Kedustaan

Oleh: Ahmad Ilham Masduqi
Penerbit: Bina Aswaja
Harga: Rp. 27.000,-
Tebal: xii + 180 Hal.

Janganlah kalian berbicara dengan orang-orang Syiah, jangan mengambil riwayat dari mereka, karena mereka adalah para pendusta. (Imam Abu Hanifah , w. 150 H)

Bawalah ilmu dari setiap orang yang engkau jumpai, kecuali dari orang-orang Rafidhah. Mereka membuat Hadis palsu dan menjadikannya sebagai agama. (Syuraik bin Abdillah an-Nakha'i, Qadhi Kufah, w. 177 H)

Aku tidak pernah melihat orang yang gemar memberikan persaksian palsu melebihi orang-orang Rafidhah. (Imam asy-Syafi'i, w. 204 H)

Tiba giliran datangnya aliran Syiah dari Iran... kaum muslimin disuguhi propaganda ajaran Syiah yang diperkenalkan sebagai 'ajaran Ahlul-Bait'. Akan tetapi kaum muslimin menjadi terheran-heran menyikapi ajaran aliran ini, karena munculnya ajaran-ajaran dan cerita-cerita aneh yang belum mereka dengar sebelumnya.

Aliran Syiah ini tiba-tiba datang dengan membawa ajakan melaknat (mengutuk) Sayidina Abu Bakar, Sayidina Umar bin Khatthab, Sayidina Utsman dan bahkan semua sahabat-sahabat Nabi, kecuali hanya empat atau lima sahabat saja yang mereka puji.

Mereka juga membawa ajaran kawin-kontrak atau mereka sebut nikah mut'ah untuk menarik simpati pemuda-pemuda dan pria-pria beriiwa hidung belang.

Terjemah Al Faraidul Bahiyyah (Risalah Qawa-id Fiqh)

Terjemah Al Faraidul Bahiyyah

Risalah Qawa-id Fiqh
Penterjemah: Drs. Moh. Adib Bisri
Penerbit: Menara Kudus
Harga: Rp. 10.000,-

"Al-Fara-idul Bahiyyah" adalah merupakan nadham tentang Qawaid fiqh, buah karya : Syeikh Abu Bakar bin Abil Qasim bin Ahmad bin Muhammad bin Abi Bakar bin Muhammad bin Sulaiman bin Abil Qasim bin Umar Al-Ahdal (984 H -1035 H), yang mengambil pedoman dari kitab tulisan Imam Jalaluddin Abdur Rahman As Suyuthi (wafat th. 911 H) yang berna-ma "Al-Asybah wan Nadha-ir".

Sesuai dengan susunan Bab dalam "Al-Fara-idul Bahiyyah", maka buku ini akan terbagi menjadi tiga bab, yakni : Bab I Tentang Kaidah-kaidah Pokok; Bab II Tentang Kaidah-kaidah Kulliyah, yang seluruhnya berjumlah 40 kaidah; dan Bab III Tentang Kaidah-kaidah yang mukhtalaf. Hanya saja, kalau dalam "Al-Fara-idul Bahiyyah" perpindahan masalah tidak begitu kentara, karena dibicarakan secara langsung, maka dalam buku ini, sengaja disisipkan beberapa anak bab disertai dengan judul judul yang sesuai dengan pembicaraan yang ada di bawahnya. Hal ini diharapkan agar lebih memudahkan bagi para pelajar yang baru mulai.

Terjemah Al-Futuhat Ar-Robaniyyah Wal Fuyudat Al-Ilahiyyah

Terjemah Al-Futuhat Ar-Robaniyyah Wal Fuyudat Al-Ilahiyyah

Karya: KH. Muslih Abdurrahman Al-Maroqy
Penterjemah: KH Muhammad Hanif Muslih Al-Maroqy
Penerbit : Al-Ridha Semarang
Harga: Rp. 17.000.-
Tebal: xvi + 160 Hal.


Buku ini terjemah dari kitab karya orang tuaku, guruku dan pembimbingku: KH. Muslih ibn Abdur Rahman ibn Qashidil Haqq ibn Abdullah Muhajir Al-Maraqy (Mranggen - Demak) yaitu kitab yang ditulis dalam bahasa jawa ngoko, berjudul:

"Al-Futuhat Ar-Rabbaniyyah Wal Fuyudat Al-Ilahiyyah"
Artinya :
"Membuka rahasia dan anugerah ketuhanan"

Kitab yang nafi' dan bermanfaat besar (insya Allah) ini ditulis oleh Al-Walid Al-Murabbi KH. Muslih pada sekitar tahun 1962, dan sudah beredar luas dikalangan masyarakat penikmat dan pengamal amalan thariqah qadiriyyah wan naqsyabandiyyah, hanya saja masih terbatas kepada orang-orang ter-tentu saja, karena menggunakan bahasa Jawa dan huruf Arab pegon.

Saya merasa punya kewajiban moral, untuk berbuat sesuatu atas karangan beliau ini, untuk itu saya mencoba menerjemahkan ke dalam bahasa Indo¬nesia agar manfaatnya bisa lebih dinikmati oleh te-man-teman kita; muridin dan muridat yang kebetulan tidak paham bahasa Jawa atau tidak dapat membaca tulisan Arab pegon.
Dan terjemah ini saya beri nama:

Al-Mawahib Ar-Rahmaniyyah An-Nuraniyyah
"Cahaya anugerah Allah yang pengasih"

Memang permintaan untuk menerjemah ke dalam bahasa Indonesia sudah lama sekali, sudah beberapa tahun yang lalu, akan tetapi penerjemah baru bisa melakukannya tahun ini, dan Alhamdu lillah bisa diselesaikan dalam bulan Ramadan yang suci ini.

Penerjemah mencoba tidak hanya menterjemahkan saja dari bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia, akan tetapi, berusaha untuk melengkapi, yang dianggap perlu sesuai kemampuan penerjemah yang masih awam pengetahuannya (qashirul fahmi) dan minim ilmunya (qalil al-ilmi).

DAFTAR ISI
Mukadimah Penerjemah
Mukadimah
Daftar Isi
Bab I Mabadi' Ilmu Thariqah Al-Mu'tabarah
A. Nama Thariqah
B. Kegunaan/Manfaat Ilmu Thariqah
C. Objek Ilmu Thariqah
D. Buah/Hasil Ilmu Thariqah
E. Hukum Ilmu Thariqah
F. Keutamaan Ilmu Thariqah
G. Nisbat Ilmu Thariqah
H. Pencetus/Pendiri Ilmu Thariqah
I. Sumber Ilmu Thariqah
J. Masalah yang Dibahas
Bab II Keutamaan/Fadilah Zikir
A. Dari Nas Al-Qur'an Al-Karim
B. Dari Nas Al-Hadis Asy-Syarif
Bab III Adab Tata Krama Murid Kepada Guru
Bab IV Menerangkan Silsilah (Mata rantai) Thariqah Qadiriyyah dan Naqsyabandiyyah
Bab V Tentang Talqin (Baiat) Thariqah Qadiriyyah dan Naqsyabandiyyah
A. Dalil Talqin Baiat
B. Tata Cara Talqin
Bab VI Tata Cara Mengamalkan Thariqah Qadiriyah dan Naqsyabandiyyah
A. Thariqah Qadiriyyah
B. Thariqah Naqsyabandiyyah
Bab VII Tentang Muraqabah
Jadwal Lathaif 7 dan Muraqabah 20
Bab VIII Pendapat Ulama Tentang Zikir yang Paling Utama
Bab IX Tentang Pindah Guru
Bab X Khataman dan Tawajuhan
Bab XI Bacaan Khataman dan Tawajuhan
Fawaid Nafiah
Doa Faraj
Doa Husnul Khatimah
Taqaridh Ulama
Takhtim
Maraji Hamah

Karya Intelektual Ra'is Akbar dan Ra'is 'Aam Al Marhumien Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

Karya Intelektual Ra'is Akbar dan Ra'is 'Aam Al Marhumien Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

Oleh: A. Aziz Masyhuri
Penerbit : Bintang Surabaya
Harga: Rp. 60.000,-

Buku "Karya Intelektual Rais Akbar dan Rais 'Aam PBNU al Marhumin" ini sebetulnya bagian dari buku "Mengenang Rais Akbar dan Rais 'Aam PBNU al marhumin dari zaman ke zaman" (tentang biografi, perjuangan, ajaran, dan berbagai dokumen NU sejak berdirinya)oleh H. A. Aziz Masyhuri.

Penulis hanya menulis karya tulis beliau-beliau yang sudah wafat, dan tidak menulis yang masih hidup,karena kiprah dan perjuangannya yang masih hidup ini masih berlangsung, dan siapa tahu yang masih hidup akan melakukan hal-hal yang luar biasa di kemudian hari. Perlu diketahui bahwa karya tulis beliau-beliau belum bisa ditampilkan seluruhnya dalam buku ini. Yang bisa ditampilkan dalam buku ini hanyalah:

a. Karya tulis KH. M. Hasyim asy'ari dengan tema:

    1. Muqadimah Qanun Asasi Jam'iyah Nahdlatul Ulama'
    2. Keharusan Bermadzhab Empat
    3. Risalah Ahlu Sunnah waljama'ah
    4. Etika Pendidikan Islam
    5. Nasehat Untuk Ulama'
    6. Khutbah Iftitah
    7. 40 Hadits Nabi
    8. Larangan Memutus Hubungan Persaudaraan.
    9. 19 masalah Tarekat dan Kewalian
    10.Tamyizul Haq Minal Bathil (Pembedaaan yang benar dari yang bathil).

Semua karya tulis beliau berbahasa Arab, kecuali Tamyizul Haq Minal Bathil yang berbahasa Jawa.

b. Karya tulis KH Abdul Wahab Hasbullah dengan tema:

"Bung Karno dan Kitab Fathul Qarib"

c. Karya tulis KH M Bishri Syansuri, dengan tema:

"Keluarga Berencana"

d. Karya tulis KH Ali Ma'shum dengan tema:

"Hujjah Ahlis Sunnah Wal Jama'ah"

e. Karya tulis KH Ahmad Siddiq dengan tema:

    1. Rumusannya tentang Khittah Nahdliyah
    2. Rumusannya tentang Tajdid, Ukhuwah, dll.

f. Karya tulis KH M llyas Ruhiat dengan tema:
    1. Meluruskan Pidato Bung Karno
    2. Fitrah Manusia
    3. Tarekat.

SELAMAT MEMBACA DAN MENYIMAK KARYA TULIS BELIAU !!!

Tijaniyah Menjawab dengan Kitab dan Sunnah

Tijaniyah Menjawab dengan Kitab dan Sunnah

Oleh: KH. Syaikh Sholeh Basamalah & KH. Syaikh Misbahul Anam
Penerbit: Putera Bumi
Harga: Rp. 46.000,-

Dekade ini, tarekat bukan hanya menjadi kajian dan rutinitas orang awam saja. Bahkan di kalangan ilmuwan dan intelektual pun banyak mengadakan pengkajian-pengkajian tentang tarekat. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga di negara-negara lain. Pada akhirnya mereka tertarik dan masuk tarekat tersebut.

Di sisi lain timbulnya pro kontra terhadap persoalan tarekat yang notabenenya banyak dijalani dikalangan sufi, menjadi semakin lebih hidup dalam nuansa keilmuan para pecinta ilmu. Barangkali ini juga merupakan bagian yang diisyaratkan oleh Nabi SAW yang mengatakan, bahwa perbedaan diantara umatku adalah rahmat.

Yang pro mendukung dengan berbagai argumentasinya, sementara yang kontra menyalahkan, menyesatkan, bahkan mengkafirkan. Jika telah terjadi demikian, maka perbedaan bukan lagi menjadi rahmat tetapi menjadi laknat.

Apakah benar tarekat bukan ajaran dari Islam dan tidak ada sumbernya di dalam al-Qur'an dan Hadist? dan apakah benar orang yang ber-tarekat termasuk orang sesat, syirik, dan murtad? Buku ini mencoba menjawab persoalan tersebut dengan tegas dan lugas. Tak kenal, maka tak sayang, tak tahu maka tak mengerti. Jadilah orang saleh, jangan jadi orang yang salah.

Ensiklopedia 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf

Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf

Oleh: KH. A. Aziz Masyhuri

Penerbit: Imtiyaz Surabaya
Harga: Rp. 60.000,-

Sejak awal kemunculannya, tarekat (thariqah) terus mengalami perkembangan dan penyebarluasan ke berbagai negeri, sejalan dengan tumbuh dan berkembangnya aliran-aliran didalam tarekat.
Dinamika aliran-aliran tarekat itulah yang diamati oleh KH A. Aziz Masyhuri, hingga ia kemudian mengumpulkan serpihan historiografi, tradisi, ciri khas, ajaran hingga keistimewaan di dalam tarekat-tarekat.

Buku Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf memuat berbagai aspek esoteris maupun eksoteris 22 aliran tarekat yang sudah masyhur: Alawiyah, Ahmadiyah Badawiyah, Aidrusiyah, Christiyah, Dasuqiyah, Ghazaliyah, Haddadiyah, Idrisiyah, Khalwatiyah, Malamatiyah, Maulawiyah, Naqsyabandiyah, Naqsyabandiyah Haqqaniyah, Qadiriyah, Qadariyah Wa Naqsyabandiyah, Rifa'iyah, Sammaniyah, Sanusiyah, Suhrawardiyah, Syadziliyah, Syattariyah, hingga Tijaniyah.

Lebih Dalam Tentang NU (Nahdlatul Ulama)

Lebih Dalam Tentang NU
Telaah tentang amaliah nahdliyin serta menyingkap fatwa, manhaj dan ideologi ulama dan tokoh salafi-wahabi

Oleh: Nurhidayat Muhammad
Penerbit: Bina Aswaja
Harga: Rp. 18.000,-

Ditulisnya buku ini bukan untuk memupuk perselisihan antara NU dengan yang lain, tetapi kehadirannya diharapkan mampu tampil sebagai informasi yang akurat dan ilmiah bahwa NU adalah organisasi yang berhaluan Ahlussunnah wal Jama'ah dan hadir lebih moderat sebagai rahmat bagi segenap alam. Insya'Allah.

Dalam buku ini, kami tidak akan pernah memunculkan stigma kafir atau musyrik kepada sekte Salafi-Wahabi atau yang semisal dengan mereka, meski mereka melakukan sebaliknya. Kami mencoba berbaik sangka bahwa mereka melakukan semua itu adalah karena rasa cintanya kepada Islam dan demi tegaknya syariat Islam. Tetapi nasehat, peringatan, dan amar ma'ruf nahi munkar kepada sesama muslim harus ditegakkan, termasuk kepada mereka yang gemar mengkafirkan dan tidak menoleransi khilafiyah dalam masalah-masalah furu' dan lain-lain.

Pertentangan antara Aqidah Ibn Taymiyyah & Al-Albani

Pertentangan antara Aqidah Ibn Taymiyyah & Al-Albani
(terjemah kitab an-Nuqul al-Wa-dhihah al-Jaliyyah fi 'Irdh Inkar al-Albani fi al-Aqidah ala Ibn Taymiyyah Karya Hasan bin Ali as-Saqqaf)

Penerjemah : Abu Hamida
Penerbit : Ansharus Sunnah
Harga : Rp. 16.000,-

Inilah risalah kami yang berjudul "an-Nuqul al-Wa-dhihah al-Jaliyyah fi 'Irdh Inkar al-Albani fi al-Aqidah ala Ibn Taymiyyah". Di dalamnya, saya ketengahkan beberapa masalah ideologis (aqa'idiyyah) dalam tauhid yang saya ketahui, yang diperselisihkan di antara Ibn Taymiyyah dan al-Albani, pada khususnya, dan sejawat-sejawat mereka yang lain, pada umumnya.
Selain itu, di situ saya ketengahkan beberapa masalah furu' yang diperselisihkan di antara orang-orang yang telah kami sebutkan tadi, tetapi sedikit.

Latar belakang ditulisnya buku ini adalah, saya bertemu dengan seorang pemuda penganut Al-Albani. Ia bertanya kepada saya, "Mengapa Anda bersilang pendapat dengan Imam Ibn Taymiyyah dalam beberapa masalah akidah, dan Anda mencelanya?"
Saya jawab, "Pertanyaan ini mestinya ditujukan kepada gurumu, al-Albani, sebelum ditujukan kepada-ku, karena dia juga termasuk orang-orang yang mencela dan menolak beberapa keyakinan Ibn Taymiyyah dalam banyak masalah. Barangkali, kalau seseorang mengumpulkannya, niscaya terkumpul lebih dari 200 masalah."

Orang itu berkata, "Apakah masuk akal? Bisakah saya mengetahuinya?"
Saya katakan kepadanya, "Saya akan menulis sebuah risalah untukmu tentang sebagiannya. Lalu saya akan mencurahkan tenaga, pikiran dan waktu, atas izin Allah SWT, untuk mengumpulkan seluruhnya dan menuliskannya dalam sebuah buku besar.
Dalam buku itu, saya akan mengetengahkan masalah-maalah akidah yang diperselisihkan di antara orang-orang seperti Ibn Taymiyyah, Ibn al-Qayyim, asy-Syaukani dan orang-orang yang bertaklid kepada mereka atau yang cenderung kepada mereka seperti al-Albani dan beberapa orang yang mengaku salaf. Semoga Allah SWT memberi mereka petunjuk kepada kebenaran dan jalan yang lurus. Maka, saya memulai risalah yang ringkas ini. Semoga Allah SWT memberikan taufik-Nya."

Terlebih dahulu, saya mengajukan dua pertanyaan kepada pemuda ini dan lain-lain—semoga Allah memberi hidayah kepadanya. Saya berharap dia mau menjawab kedua pertanyaan itu ketika sendirian, jika tidak ingin menjawab di tengah keramaian. Oleh karena itu, saya katakan kepadanya:

1. Apa pendapatmu tentang setiap masalah dari masalah-masalah yang akan saya kemukakan, dan terutama masalah-masalah pokok akidah. Siapakah yang akidahnya benar dalam hal ini: Ibn Taymiyyah atau al-Albani? Siapakah yang pantas masuk surga karenanya? Siapakah di antara kedua orang ini yang akidahnya salah dan tidak pantas masuk surga?

2. Jika Anda mengatakan bahwa orang yang salah dari kedua orang itu dalam masalah-masalah akidah ini tetap diberi pahala—padahal hal tersebut ditentang oleh ahli kebenaran dan ulama Ahlus-sunnah, karena tidak berlaku ijtihad dalam prinsip-prinsip akidah—maka saya katakan kepada Anda:

"Mengapa Anda tidak mengatakan bahwa orang yang berbeda pandangan dengan Anda—seperti Anda katakan—dalam masalah akidah, dan mereka adalah para pemuka mazhab Asy'ariyyah dan mayoritas Ahlussunnah, juga diberi pahala? Atau, apakah hal itu hanya berlaku bagi Anda dan terlarang bagi selain Anda?"